Tokoh Seni Rupa. Lahir di Palembang 29 September 1939. Riwayat pendidikan: SD-SMP Taman Siswa Palembang, SMA I A (Teladan), ASRI I & II (1963), Sarjana Pendidikan Seni Rupa IKIP Yogyakarta (1971). Belajar Keramik Dinding Di Belanda (1978-1979). Riwayat pekerjaan sejak 1968 (tidak tetap) mengajar di Seni Rupa FPBS Yogyakarta, Dosen Tetap sejak (1972) dan pernah mengajar di ST-SRI ASRI, IAIN Sunan Kalijaga, AKK, dan UII. Tetap mengajar seni rupa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) hingga memperoleh gelar kehormat doktor honoris-causa (2001) dan profesor (2002). Riwayat kekaryaan di bidang seni: Mendirikan dan Art Gallery Yogya (ARGA-YO) pada tahun 1967 dan Art Centre & Craft di Jakarta (1969). Tahun 1972 Amri mendirikan Amri Gallery di Gampingan, Yogyakarta, pada saat Indonesia mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Konferensi PATA tahun 1974. Pada kesempatan ini, ia jga berupaya mengangkat busana muslim ke kancah nasional (1977), didukung oleh Perwanida DIY.
Pada tahun 1979 mendirikan Himpunan Senirupawan Indonesia (HSRI), yang dimaksudkan membawa para senirupawan Indonesia ke forum internasional melalui IAA (International Association of Art) dan Unesco. Tahun 1979, mendirikan HSRI (Himpunan Senirupawan Indonesia). Tahun 1990 bersama Joop Ave, A. Sadali dan AD Pirous turut menggagas Festival Istiqlal dan mengusulkan berdirinya museum Al Quran di Jakarta. Karya-karyanya telah dikoleksi perorangan, pejabat negara dan lembaga, baik di dalam maupun luar negeri, yang mulai ia pamerkan sejak tahun 1957, di antaranya pameran tunggal keliling Eropa dan kawasan Timur Tengah pada kurun waktu 1976-1979.
Pameran tunggal terakhir di luar negeri sekaligus untuk yang ke-5 adalah di Amerika, di Asean Art Museum, San Fransisco (1996). Pameran tunggal terakhir di Indonesia diadakan di Palembang (1999), di Jakarta (2000) berturut-turut di Taman Ismail Marzuki, dan di Komplek Bidakara. Pada setiap pameran tunggalnya di luar negeri, Amri Yahya selalu menyertakan acara diskusi, pemutaran slide tentang kesenian Indonesia, dan demo melukis dengan media batik. Pada tahun 2004, Galeri Amri terbakar habis dan sebagian besar karyanya tidak dapat diselamatkan kembali. Keadaan itu berakibat buruk pada kesehatannya sehingga pada bulan Desember 2004 meninggal. Terakhir tinggal di Jl. Gampingan 6 Yogyakarta. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 1991.
Senin, 15 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar