Senin, 15 Desember 2008

Andjar Any

Tokoh Sastra Jawa. Lahir di Ponorogo, 3 Maret 1936. Riwayat pendidikan: SD, SMP, SMA, pernah kuliah di Fakultas Hukum UNTAG Ponorogo 1 tahun, mengikuti KLW se-Indonesia dan Kursus Tertulis Jurnalistik Anton Pers. Riwayat pekerjaan: menulis cerpen & cerbung di beberapa majalah, Wartawan lepas di be-berapa mingguan Sala, Wapimred Mingguan Dharma Kandha kemudian Dharma Nyata, Pimpinan Perusahaan Tabloid Nyata, Pimpinan Redaksi (kemudian Pimpinan Perusahaan) Pos Kita, dan Pemimpin Umum Majalah Intro.
Hasil karya seni: cerpen, cerbung, beberapa buku features, buku pengetahuan, dan buku seni; lagu keroncong, langgam Jawa, dll. sebanyak 2.450 buah lagu. Lagu-lagu yang sudah di-rekam a.l.: Yen Ing Tawang Ana Lintang, Nyidham Sari, Nonong, Gemes, Jangkrik Genggong, Iki Wekg Sapa, E Jamune, Enthit, Petruk Dadi Ratu, dll. Pengabdiannya membuat: Festival Ratu Langgam Jawa se-Indonesia, Loraba Cipta Lagu Keroncong & Campursari se-Jawa, Juri Vokal, Ketua Panitia Dana Gesang, dan Wakil Koordinator Malam Bengawan Solo se-Indonesia.
Penghargaan yang telah diterima: Lirik & Notasi Langgam Jawa, Bid. Jurnalistik, Kom-ponis Terbaik, Pembina Musik Keroncong Ter-baik, Lencana KB Presiden RI, Budaya Bhakti Upa Pradana, Juara Lomba Cipta POP Daerah, Pencipta Lagu Terbaik, Festival Kesenian Internasional se-Asia dan Pasifik, Apprica-tion Award, Piagam Bhakti Budaya, Valencia World F,xpo 94, Pembina Kesusasteraan Jawa Modern, Tokoh Pejuang Pembangunan. dan Man and Woman of The Year 1999 Jawa-Bali. Terakhir tinggal Jl. Purworejo VI/2 Mangkubumen, Sala. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 2002.

Amri Yahya

Tokoh Seni Rupa. Lahir di Palembang 29 September 1939. Riwayat pendidikan: SD-SMP Taman Siswa Palembang, SMA I A (Teladan), ASRI I & II (1963), Sarjana Pendidikan Seni Rupa IKIP Yogya­karta (1971). Belajar Keramik Dinding Di Belanda (1978-1979). Riwayat pekerjaan sejak 1968 (tidak tetap) mengajar di Seni Rupa FPBS Yogyakarta, Dosen Tetap sejak (1972) dan pernah mengajar di ST-SRI ASRI, IAIN Sunan Kalijaga, AKK, dan UII. Tetap mengajar seni rupa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) hingga memperoleh gelar kehormat doktor honoris-causa (2001) dan profesor (2002). Riwayat kekaryaan di bidang seni: Mendirikan dan Art Gallery Yogya (ARGA-YO) pada tahun 1967 dan Art Centre & Craft di Ja­karta (1969). Tahun 1972 Amri mendirikan Amri Gallery di Gampingan, Yogyakarta, pada saat Indonesia mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Konferensi PATA tahun 1974. Pada kesempatan ini, ia jga berupaya mengangkat busana muslim ke kancah nasional (1977), didukung oleh Perwanida DIY.
Pada tahun 1979 mendirikan Himpunan Senirupawan Indonesia (HSRI), yang dimaksudkan membawa para senirupawan Indonesia ke forum internasional melalui IAA (International Association of Art) dan Unesco. Tahun 1979, mendirikan HSRI (Himpunan Senirupawan Indonesia). Tahun 1990 bersama Joop Ave, A. Sadali dan AD Pirous turut menggagas Festival Istiqlal dan mengusulkan berdirinya museum Al Quran di Jakarta. Karya-karyanya telah dikoleksi perorangan, pejabat negara dan lembaga, baik di dalam maupun luar negeri, yang mulai ia pamerkan sejak tahun 1957, di antaranya pameran tunggal keliling Eropa dan kawasan Timur Tengah pada kurun waktu 1976-1979.
Pameran tunggal terakhir di luar negeri sekaligus untuk yang ke-5 adalah di Amerika, di Asean Art Museum, San Fransisco (1996). Pameran tunggal terakhir di Indonesia diadakan di Palembang (1999), di Jakarta (2000) berturut-turut di Taman Ismail Marzuki, dan di Komplek Bidakara. Pada setiap pameran tunggalnya di luar negeri, Amri Yahya selalu menyertakan acara diskusi, pemutaran slide tentang kesenian Indonesia, dan demo melukis dengan media batik. Pada tahun 2004, Galeri Amri terbakar habis dan sebagian besar karyanya tidak dapat diselamatkan kembali. Keadaan itu berakibat buruk pada kesehatannya sehingga pada bulan Desember 2004 meninggal. Terakhir tinggal di Jl. Gampingan 6 Yogyakarta. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 1991.

Amat Jaelani

Tokoh Pedalangan Wayang Golek. Lahir: Kulon Proo, 15 Oktober 1948 dengan nama kecil Suparman. Riwayat pendidikan hanya menyelesaikan pendidikan SD Lebeng di Salamrejo, Kulon Progo tahun 1965. Ia sering dianggap sebagai seniman serba bias, antara lain sebagai penabuh gangsa , pemain kethoprak, wayang, jathilan, reog ,cokekan,dhalang wayang kulit, dalang kartun, namun terutama sebagai dalang wayang golek . Mulai belajar mendalang sejak menjadi cantrik dalang wayang golek yang bernama Ki Sukarno, tetangganya .Setiap hari belara dan menghafal, antara tahun 1961-1963 , hingga akhirnya berani tampil sendiri. Ia mencapai masa kejayaan antara 1974-1994. Bahkan ia menerima banyak murid dari manca negara, seperti Amerika dan Belanda.
Sejak tahun 1965, ia telah mengabdi sebagai abdi dalem Kraton dan memperoleh gelah Mas Bekel M.B. Cermo Baskoro dimana setiap hari Rabu, pergi ke Kraton untuk latihan seni karawitan dan pedhalangan. Tahun 2000 mendapat undangan dari Pemerintah Israel untuk melakukan demonstrasi mendalang.Ia diberi waktu 30 menit terdiri dari pentas wayang kulit selama 15 menit dengan lakon Anoman Obong , dan 15 menit untuk wayang golek menak dengan lakon Senggana Duta. Terakhir tinggal di Mentobayan, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 2007.

Affandi, HM

Tokoh Pembina Marching Band. Lahir di Yogyakarta, 10 September 1936. Riwayat pendidikan: SR Muhammadiyah Suronatan (1950), SMP Negeri IV (1954), SGA N II (1957), Sarjana Pendidikan IKIP (1968). Riwayat pekerjaan: Guru SR Islamiyah Yogyakarta (1958), Guru Kesenian SMP II PIRI dan SGKPN Yogyakarta (1963). Sejak 1968 menjadi dosen di FKSS IKIP Yogyakarta. Tahun 1965, sebagai Tabour Major memimpin Drum Band berdisplay di Stadiun Utama Senayan Jakarta dalam menyemarakkan Konferensi Islam Asia Afrika. Tahun 1968 menjadi Instruktur Drum Band di AKABRI UDARA; beberapa kali mengikti kegiatan Mobilisasi Udara (MOBUD); Latihan Matra udara; Integrasi Taruna Wirada (SUTARDA); dan PORSITAR ke beberapa wilayah di Indonesia dalam urusan membawa pasukan Drum Band AKABRI.
Tahun 1971, memimpin Group Pecinta Musik Muslim Yogyakarta (PMMY) dengan kegiatan rutin mengisi siaran di RRI dan tayangan Operet di TVRI, serta kegiatan pementasan yang lain. Tahun 1973, mulai membentuk/membina/melatih kegiatan-kegiatan Drum Band di beberapa lembaga pendidikan baik di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta. Tahun 1974, menjadi Ketua group pendaki gunung Merbabu Mountainer Club (MERMOUNC) Yogyakarta. tahun 1979, aktif sebagai juri/wasit dalam berbagai event/lomba/festival Drum Band/Marching Band di tingkat lokal/daerah/nasional. tahun 1981, menjadi anggota Pengurus Besar Persatuan Drum Band Indonesia bidang Pembinaan. Ia banyak menciptakan lagu hymne, termasuk untuk IKIP Yogyakarta dan IKIP Muhamadiyah Yogyakarta. Juga lagu mars untuk SMA Muhaamadiyah I dan SMA UII. Terakhir tinggal di Perum IKIP IKIP Deresan IV B-12 Yogyakarta. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 2000.

Affandi, H.

Tokoh Seni Rupa. Lahir di Cirebon tahun 1907. Ia putra dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Riwayat pendidikan: HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis.
Pameran pertama kalinya dilakukan di Gedung Poetra di Jakarta tahun 1943 (poesat tenaga rakyat) yang dipimpin oleh empat serangkai : Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Ki hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Antara tahun 1945-1947 Affandi aktif membuat poster perjuangan untuk membangkitkan perlawanan rakyat terhadap kaum kolonialisme Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.Pada periode tahun 1949-1951, ia mendapat grant dari pemerintah India dan tinggal di sana selama dua tahun sambil melukis serta mengadakan pameran keliling kota besar di India. Pada periode tahun 1951-1977, ia mengadakan pameran keliling di negara Eropa. Ditunjuk pemerintah RI sebagai wakil Indonesia dalam pameran Internasional di Brazili dan Venezia tahun 1954, ia memenangkan hadiah kemudian di San Paolo. Pada tahun 1957, ia mendapat grant dari pemerintah Amerika Serikat untuk mempelajari metode pendidikan seni serta tinggal di sana selama empat bulan, sempat pula mengadakan pameran tunggal di World House Gallery, New York, Amerika Serikat.
Menerima gelar kehormatan Doctor Honoris Causa dari University of Singapore pada tahun 1974, kemudian di tahun 1977, ia menerima hadiah perdamaian International dari Yayasan Dag Hammerskoeld serta menerima gelar Grand Maestro di Gedung San Marzano Florence, Italia. Kemudian ia diangkat menjadi anggota hak-hak azasi manusia dari Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace PAX MUNDI di Castello San Marzano Florence, Italia. Sekembalinya dari sana, ia mendapat undangan dari Raja Arab Saudi sekalian naik haji bersama istrinya, Maryati.
Pada Agustus 1978, ia menerima penghargaan piagam tanda kehormatan Bintang Jasa Utama”dari Presiden Republik Indonesia atas jasa-jasanya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia dalam suatu bidang atau peristiwa tertentu. Pada 1984 bulan September, mendapat undangan dari Konsul Jendral RI di Houston, Texas, Amerika Serikat, untuk pameran bersama tiga pelukis besar Indonesia : Affandi, S. Sudjojono, dan Basuki Abdullah. Pada 1986, diangkat menjadi Anggota Dewan Penyantun Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Tahun 1987, mengadakan pameran tunggal pada ulang tahun yang ke-80 sekaligus merupakan peresmian penggunaan gedung pameran seni rupa milik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang terletak di jalan Medan Merdeka Timur, Gambir Jakarta.
Kemudian disusul mendapat penghargaan melalui Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) yang penyerahannya dilakukan di Istana negara oleh Presiden Soeharto. Affandi saat itu menggunakan kursi roda karena kesehatannya semakin menurun saja. Peristiwa ini berlanjut dengan dibangunnya Museum Affandi, yang terletak di sisi kali Gajah Wong Yogyakarta dan sempat ditinjau oleh Presiden Soeharto. Meninggal di Yogyakarta, 23 Mei 1990 dan dimakamkan di halaman museumnya. Terakhir tinggal di Jl. Solo 167 Yogyakarta. Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 1990.

Adjib Hamzah, A.

Tokoh Seni Sastra Indonesia. Lahir di Yogyakarta, 4 Juni 1938. Riwayat pendidikan: SR Muhammadiyah Suronatan, Madrasal a-Falaagh, SMP PKK, Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta, Asdrafi, Akademi Metafisika Yogyakarta. Riwayat kekekaryaaan di bidang seni Guru Drama SMP Muhammadiyah III b. Guru Drama dan Penulisan esei, cerpen dan drama SPG Muhammadiyah I Yogyakarta, 12. Guru Drama SMP Muhammadiyah V Putri Yogyakarta. Mengajar Dramaturgi dan Penulisan Skenario pada Fakultas Ilmu Dakwah Masjid Syuhada Yogyakarta (kini STIDMS Yogyakarta). Guru Drama SMP Negeri I Yogyakarta. Memberi bimbingan drama dan penulisan artikel di Muslim Study Group Yogyakarta
Keahlian di bidang seni adalah penulisan karya sastra, khususnya Novel, Cerpen, Drama. Karyanya antara lain: Gudeg Yogya (film, 1962), Tiga Siluet (sinetron, 1985), Hengki (sinetron, 1986). Mengisi drama radio untuk RRT Nusantara II Yogyakarta sejak 1957-1985. Mengisi sinetron TVRI Stasiun Yogyakarta sejak tahun 1972-1986. Menulis esei budaya, feature, cerpen dan novel untuk: Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Nasior.al (kini Bernas), Masa Kini, Terang Bulan, Gelora, Tjermin, Angkatan Bersenjata (Pusat dan Jateng), Pos Minggu, Selecta, Varia, Tjaraka, Mimbar Indonesia dan lain-lain.
Kemudian menjadi Redaktur "Suara Muhammadiyah" (1972-1983), kemudian Pemimpin Redaksi sejak 1984. Bukunya yang sudah terbit: Pembela Keadilan (BP Balai Pustaka, 1968, sebagai pemenang pertama dalam Sayembara Besar Mengarang PN Balai Pustaka); Tabah Si Anak Laut (BP Kedaulatan Rakyat, 1971, sebagai pemenang pertama sayem-bara yang diadakan "KR" tahun 1970); Pengtntar Bermain Drama (CV Rosda, 1985, antara lain menjadi buku wajib di ST IDMS, Sarjana Wiyata, Mulawarman dan Universitas Mataram, Lombok). Terakhir tinggal di Notoprajan NG 2/639 Yogyakarta. Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 1993.

Abidah El Khalieqy

Sastrawan, Penulis Puisi dan Cerpen. Lahir di Jombang, 1 Maret 1965. Riwayat pendidikan: Madrasah Ibtidaiyah Negeri, Jombang, Pondok Pesantren Putri "Persis" Bangil, Pasuraan, SMA Muhammadiyah, Jakarta Utara, Madrasah Aliyah Negeri, Klaten, dan Fakultas Syari'ah (Hukum) IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Riwayat pekerjaan : Pembina Seni dan sastra pada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Riwayat pekerjaan bidang seni: Pendiri Studi Apresiasi sastra (SAS) Yogyakarta tahun 1987, Pengurus Lingkaran Penyair Yogyakarta (1987 - 1990), dan Anggota Gerakan Feminisme. Pernah membacakan karya-karya puisinya di Taman Ismail Marzuki (1994 dan 2000). Mewakili Indonesia dalam ASEAN Writers Conference/Work Shop Poetry di Manila, Philipina (1995). Menjadi pendamping dalam Bengkel Kerja Penulisan Kreatif MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara, 1997). Membacakan puisi-puisinya di secretariat ASEAN (1998), Konferensi Perempuan Islam se Asia-Pasifik dan Timur Tengah (1999).
Bukunya yang sudah terbit, Hasil Karya Seni: Antologi Tunggal: Ibuku Laut Berkobar (1987), Perempuan Berkalung Sorban (2000), Menari Di Atas Gunting (2001), Atas Singgasana (2002) dan Geni Jora (2004). Antologi Bersama: Sangkakala ( Majalah Arena, 1988), Kafilahangin(IAIN, 1990), Sembilu (Pustaka Pelajar, 1991), Ambang (Bentang, 1992), Pagelaran (Bentang, 1993), Guru Tarno (Bigraf Publising, 1993), Oase (Titian Illahi Press, 1994), Aseano: An Anthology of Poems From Southeast Asia (Asean Coci, 1995), Negeri Bayang-Bayang (Festival Seni Surabaya, 1996), Wanita Penyair Indonesia (Korri Layun Rampan, 1997), Begini Begini Begitu (Pustaka Pelajar, 1997), Gerbong Antologi Puisi Dan Cerita Pendek Indonesia Modern (Yayasan Cempaka Kencana, 1998). Terakhir tinggal di Gg. Menur 42, Nayan Maguwoharjo, Yogyakarta. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 1999.