Pemahat dan Penyungging wayang golek, wayang klitik, wayang kulit dan topeng. Lahir di Yogyakarta, tahun 1892. Riwayat Pendidikan belajar memahat dan menyungging belajar sendiri, tanpa guru. Belajar mendalang dan menari belajar dari turun-temurun. Riwayat pekerjaan sejak muda belajar sebagai pemahat dan penyungging topeng dan wayang golek/kulit.
Riwayat kekaryaan di bidang seni dimulai dari kegemaran menari topeng pada masa remaja, kemudian mencoba membuat topeng-topeng sendiri dengan cara mencontoh bentuk topeng-topeng yang sudah ada, dengan bahan-bahan dan alat yang sederhana (kertas, karton) kemudian semakin sempurna dan menggunakan bahan dari kayu, kemudian mulai mencipta sendiri bentuk topeng dengan bermacam-macam wanda (topeng klasik untuk tokoh-tokoh dalam cerita Panji). Kemudian membuat wayang golek (mula-mula wayang golek Menak, kemudian wayang golek Purwo), juga membuat wayang klitik, golek Loro Blonyo, dll.
Hasil karya seni, pada tahun 1920 terciptalah topengnya yang pertama. Kemudian banyak pesanan dari para penggemar dan kolektor dalam maupun luar negeri, antara lain: Menjadi koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta: wayang klitik dua buah, topeng Kartala sebuah, topeng Pentul sebuah, golek 40 (empat puluh) buah. Beberapa buah karyanya ada di museum Jakarta. Beberapa topeng dan wayang golek menjadi koleksi Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Kraton Yogyakarta. Yang menjadi koleksi orang asing di luar negeri tak terhitung banyaknya. Terakhir tinggal di Krantil, Pendowoharjo, Sewon. Bantul, Yogyakarta. Menjadi Penerima Penghargaan Seni Pemda DIY Tahun 1981.
Minggu, 23 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar